31 Mei 2009

X-Man Origins Wolverine


Sebelumnya, saya hendak menyatakan bahwa review film X-Men Origins: Wolverine (Wolverine) ini berdasarkan versinya yang bocor ke internet beberapa hari lalu. Buat mereka yang penasaran dengan kualitas bocorannya: beberapa adegan aksi dalam film ini (terutama di penghujung film) masih belum dipoles CGInya juga dalam beberapa adegan tampak belum diedit (safety rope misalnya masih terlihat di sana-sini). Kendati begitu secara keseluruhan film ini sudah 80% selesai dan bisa ditonton.

Setelah trilogi X-Men dirasa sulit untuk dikembangkan lebih lanjut, tidak berarti Fox kehabisan akal untuk mengembangkan franchisenya. Kali ini, mereka berusaha menggali lebih lanjut karakter Logan alias Wolverine. Wolverine memang sosok terunik di X-Men. Masa lalunya yang misterius (dan di komik sendiri detailnya masih penuh kontradiksi) memberinya warna tersendiri.

Kehidupan Logan diawali sejak tahun 1845 ketika ia menyadari bahwa ia berbeda dengan orang lain. Bersama sang kakak Victor (nantinya dikenal sebagai Sabretooth), keduanya melarikan diri dan bergabung dari satu perang ke perang yang lain karena memiliki kemampuan tak bisa mati. Di jaman modern, kemampuan duo ini mengundang perhatian dari militer William Stryker. Stryker mengundang keduanya bergabung dalam tim khususnya. Tak tahan dengan kekejaman Stryker, Logan memutuskan untuk keluar dan memulai kehidupan tenang.

Tak terima dengan keputusan sang adik untuk keluar, Victor pun marah dan memburu Logan. Ia menghabisi pacar adiknya dan menghajar Logan yang berusaha melawan. Dibakar api dendam, Logan pun menyetujui dijadikan kelinci percobaan oleh Stryker. Percobaan inilah yang nantinya mengubah dia menjadi Wolverine yang kita kenal sekarang ini. Lantas, apakah Wolverine sukses balas dendam?

Cerita origin dari Wolverine tidak melulu menekankan pada aksi. Terdapat cukup banyak adegan drama yang menyelingi adegan-adegan aksinya. Adegan drama ini cukup efektif untuk membangun karakter Logan. Sebagai penonton, kita diajak untuk bersimpati dengan Logan yang sebenarnya hanya ingin hidup damai - tapi terus menerus diganggu. Dua jempol untuk Hugh Jackman. Di tangannya, Logan bak pedang bermata dua. Ia adalah sosok yang bersimpati dengan orang lain, tetapi takkan segan menghabisi musuh bila diperlukan. Sungguh sosok anti-hero sejati.

Bicara soal musuhnya, ada dua nama yang menarik perhatian di film ini. Yang pertama tentu saja Liev Schreiber sebagai Sabretooth. Pengungkapan jati dirinya sebagai kakak Logan mungkin membuat beberapa orang mengernyitkan dahi - tetapi plot ini efektif untuk membuat hubungan keduanya terasa berarti. Terlebih karena Schreiber dan Jackman memiliki chemistry yang apik di layar. Musuh kedua adalah William Stryker; bagi yang menonton X-Men 2: United mungkin tahu kalau kiprah Stryker takkan berakhir di penghujung film, tetapi Danny Huston tetap berhasil membuatnya sebagai karakter villain yang berkesan.

Selain para X-Men muda yang nongol di film ini (bahkan ada Emma Frost muda!), sosok mutant yang paling menyedot perhatian tidak lain tidak bukan Remy LeBeau alias Gambit. Banyak orang bertanya kenapa karakter keren ini tidak pernah masuk dalam jajaran trilogi X-Men sebelumnya. Nah, jawabannya mungkin bisa kamu dapatkan melalui film ini.

Pada akhirnya, Wolverine bisa jadi menjadi film spin-off superhero yang paling sukses kalau dibandingkan dengan Supergirl, Catwoman, ataupun Elektra. Bila benar demikian, jangan heran bilamana di tahun-tahun mendatang kita bakalan dihadiri spin-off lain para mutant. Kabarnya sih X-Men Origins: Magneto juga telah dipersiapkan!